Bekerja, bekerja, dan bekerja! Pernahkah Anda berpikir apa yang sebenarnya menjadi tujuan utama kita dalam bekerja? Sekedar mendapat upah untuk mencukupi kebutuhan hidup? Atau ada hal-hal lain yang menjadi tujuan kita? Disadari atau tidak, tujuan atau motivasi kita bekerja akan menentukan seberapa baik kualitas pekerjaan kita. Jika hanya upah yang menjadi tujuan kita, sama artinya kita telah kehilanga "berkat-berkat" atau "manfaat" lain yang lebih besar yang sebenarnya dapat kita peroleh. Sejak mula Tuhan menciptakan kita dengan tujuan supaya kita menjadi "agen kerja" Tuhan di bumi. Mengusahakan, memelihara, dan menaklukan bumi adalah rencana Tuhan bagi hidup kita. Tuhan ingin kita menjadi seorang profesional dalam apa saja yang menjadi pekerjaan kita. Dan profesionalisme bukanlah orang yang menempatkan upah di atas segalanya. Seorang profesional akan melatih dirinya sedemikian rupa sehingga ia memiliki kebiasaan atau etos kerja profesional pula.
Apakah Anda adalah seorang yang profesional di bidang Anda? Untuk membuktikannya, periksa diri kita apakah etos kerja profesional seperti yang dikemukakan Jansen Sinamo berikut ini sudah ada:
1. Bekerja adalah rahmat Tuhan.
Banyak orang tidak bisa menghargai sesuatu sebelum ia kehilangannya. Kesempatan bekerja adalah rahmat Tuhan yang patut dinikmati dengan ucapan syukur. Etos kerja profesional tidak menganggap beban tugas atau pekerjaan menjadi sesuatu yang memberatkan, tapi hal itu justru tantangan yang akan ia selesaikan dengan penuh ucapan syukur.
2. Bekerja adalah bukti kepercayaan Tuhan
Bekerja adalah kepercayaan Tuhan untuk kita. Itulah yang harus selalu kita ingat. Bukan sebuah kebetulan jika kita menempati posisi kita saat ini. Namun, sudahkah kita menjawab kepercayaan itu dengan sempurna? Tanggung jawab kita dalam bekerja tidak hanya kepada manusia, tapi juga kepada Tuhan.
3. Bekerja adalah panggilan
Siapa bilang istilah "panggilan Tuhan" itu hanya pantas diberikan untuk orang-orang yang melayani pekerjaan Tuhan di gereja? Terlibat dalam pekerjaan sekuler pun adalah panggilan Tuhan. Sejak awal penciptaan, Tuhan mengeset manusia untuk menjadi agen kerja-Nya di bumi. Jika kita menyadari hal ini, pastilah kita akan menunjukkan sikap dan kualitas kerja yang terbaik. Karena bekerja adalah panggilan Tuhan, maka kesetiaan dan integritas menjadi bukti keprofesionalan kerja kita.
4. Bekerja adalah tempat kita mengaktualisasi diri.
Tidak jarang kadar semangat kita diukur dari besar kecilnya upah yang kita terima. Padahal, bekerja seharusnya menjadi sarana untuk kita mengaktualisasi diri. Di mana tempat yang paling tepat untuk kita bisa mengembangkan kemampuan dan talenta yang ada dalam kita? Tentu saja di tempat di mana kita bekerja.
5. Bekerja adalah ibadah.
Apakah sikap kita dalam bekerja sudah sama seriusnya seperti saat kita beribadah kepada Tuhan? Jika Anda menghargai pekerjaan pekerjaan sebagai sebuah ibadah, maka kita akan bekerja dengan segenap hati dan dengan visi. Ingatlah bahwa apa yang kita lakukan di tempat kerja pun bisa menjadi alat untuk menyenangkan hati Tuhan dan menjadi kesaksian bagi orang lain agar mereka memuliakan nama-Nya. Dan jangan lupa 1 Yohanes 4:20 berkata, jika kita tidak bisa mengasihi manusia yang kelihatan, maka kita tidak mungkin bisa mengasihi Allah.
6. Berkerja adalah seni.
Tidak cukup hanya bekerja dengan baik, tetapi profesionalisme juga terlihat jika kita bekerja dengan cerdas dan penuh kreativitas. Satu kali, seorang tukang servis sepeda sedang bekerja memperbaiki ban sepeda gunung milik seorang pengusaha di bengkelnya. Tidak butuh waktu lama baginya untuk segera menyelesaikan pekerjaannya, tetapi ada hal yang berbeda yang ditunjukkan tukang ini. Tidak hanya memperbaiki bannya, tetapi ia juga membersihkan seluruh bagian sepeda itu dengan lap hingga bersih. Si pemilik sepeda pun terpikat dengan cara kerja tukang sepeda itu, lalu menawarinya bekerja di perusahaannya. Sangan sederhana, bukan? Tapi, itulah profesionalisme! Jadi, coba pikirkan baik-baik, ide-ide atau hal kreatif apa yang telah kita tambahkan dalam pekerjaan kita?
7. Bekerja adalah kehormatan.
Bagi seorang wanita, rambut adalah ibarat sebuah mahkota dan kehormatan. Itu sebabnya para wanita tidak segan menganggarkan ratusan ribu rupiah demi menjaga kehormatannya. Nah seberapa besar kita menghargai pekerjaan kita? Jika kita menganggap pekerjaan adalah sebuah kehormatan, tentu kita tidak akan bekerja dengan setengah hati. Sebaliknya demi menghormati pekerjaan, kita akan bekerja dengan tekun dan memaksimalkan seluruh kemampuan diri kita.
8. Bekerja adalah pelayanan.
"Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!" Melakukan segala pekerjaan dengan kasih? Apa artinya? Itulah ketika seorang bekerja bukan hanya untuk kebaikan diri sendiri tetapi juga untuk kebaikan orang lain. Dalam kata lain, pekerjaannya adalah juga untuk melayani. Salah satu cara paling efektif untuk menciptakan loyalitas pelanggan adalah dengan memberika pelayanan terbaik untuk mereka. Bahkan sekalipun pelanggan bersikap kurang baik atau menolak hasil kerja kita, tetap tunjukkan sikap rendah hati dan melayaninya dengan baik. Baik atau buruk, sikap kita akan terus meninggalkan bekas dalam hati seriap orang.
Sumber: Spirit Motivator
No comments:
Post a Comment