Saturday 16 July 2011

Manajemen Marah

Jelas, kemarahan tidak akan menolong siapa pun. Tidak bagi pengendara mobil yang Anda sumpahi. Tidak juga bagi anak-anak yang melihat Anda kehilangan kendali. Terlebih lagi, tidak bagi Anda. Kemarahan terbukti meningkatkan insiden penyakit jantung dan gangguan kesehatan lain.

Masalahnya, kita sering salah persepsi mengenai kiat-kiat mengendalikan rasa marah. Barangkali Anda berpikir memukul bantal atau meninju sesuatu akan meredakan amarah, yang betul adalah sebaliknya. Marah telah mengajari Anda membentuk suatu pola tindakan: marah, pukul. Marah, balas. Marah, stres akan menggerogoti Anda seperti semut menggerogoti remah-remah makanan. Alih-alih melakukannya, lakukan teknik sikap dan mental yang telah terbukti menurunkan kemarahan dan kecemasan, juga gangguan jantung kronik yang berhubungan dengan 2 hal tersebut.

1. Lakukan sebaliknya
Riset menunjukkan bahwa "biarkan apa adanya" saat Anda berurusan dengan rasa marah hanya akan memperburuk suasana dan sama sekali tidak menolong. Daripada menyumpahi orang yang membuat Anda marah, berpikirlah mengenai kemungkinan alasan lain yang menyebabkan orang tersebut berbuat kesalahan. Misal, ia menerima telepon bahwa istrinya sedang dalam kesulitan. Cara ini akan membantu Anda untuk mengingat bahwa hanya sedikit orang yang mendengarkan orang lain. Marah hanya membuat Anda menghakimi diri sendiri, membuat Anda merasa bodoh dengan sikap Anda sebelumnya.

2. Temukan Pola
Pikirkan kembali semua emosi yang Anda rasakan (dan alasannya) sepanjang hari ini. Cara ini akan membantu Anda mengenali dan menemukan intu kemarahan Anda. Apakah Anda marah karena mendapat perlakuan yang kurang ajar, buang-buang waktu, atau menyalahkan orang?

3. Lakukan Push-Up
Bagaimana pun Anda harus berterimakasih atas respon fisiologi saat diliputi marah. Berkata untuk "tetap tenang" adalah hal terburuk pertama yang bisa dilakukan., karena kita merasa harus melakukan sesuatu saat terancam dan marah. Lakukan kegiatan yang bermanfaat, seperti push-up, peregangan atau teknik pernapasan dalam. Cara ini akan menghilangkan beban penyebab amarah.

4. Pilih Kata-kata Cerdas
Berhati-hatilah dengan kata-kata seperti "tidak akan pernah" atau "selalu" saat bicara pada orang lain. Kalimat "mesin ini tidak akan pernah berkerja dengan benar" atau " kau selalu saja melupakan sesuatu" bukan saja tidak tepat, juga membenarkan rasa marah dan memberikan kesan tidak ada cara lain untuk mengatasi masalah. Kata-kata itu juga membuat orang yang ingin bekerja sama dengan Anda untuk mengatasi persoalan merasa terhina dan menjauh. Selain itu, pastikan Anda memiliki harapan yang realistis dan tidak menyalahkan diri sendiri atas sesuatu yang berada di luar kendali, dengan rangkaian kata-kata seperti "akan", "bisa", dan "harus".

Sumber: Staying Young, Mehmet C. Oz, M.D., dan Michael F. Roizen, M.D.
Sent from BlackBerry® on 3

No comments:

Post a Comment

Ricky and Joan

Daisypath Anniversary tickers