Mana yang lebih enak: memberi atau menerima? Banyak orang berpikir bahwa menerima berarti penambahan sedangkan memberi berarti pengurangan. Namun bagi orang yang sudah tahu rahasia di balik hidup berbagi dan memberi, maka memberi jauh lebih membahagiakan dibandingkan dengan menerima.
"Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima" ~Kis.20:35
Mengapa demikian? Karena sesungguhnya ada "keajaiban" di balik memberi, suatu rahasia yang hanya diketahui oleh orang-orang berjiwa besar. Apa saja berkat yang akan kita dapatkan ketika kita belajar memberi?
Satu, memberi itu menyehatkan.
Dr. Allan Luks melakukan riset yang mendalam tentang hubungan memberi dengan kesehatan. Survey yang dilakukan melibatkan 3.000 sukarelawan dan 90% dari sukarelawan tersebut berkata, "memberi atau menolong orang lain dapat mengurangi rasa sakit, mengurangi stres, meningkatkan endorfin, dan meningkatkan kesehatan." Prof. David McClelland juga menambahkan, "Melakukan sesuatu yang positif terhadap orang lain akan memperkuat sistem kekebalan tubuh." Ini tidak hanya teori saja, tapi benar-benar terjadi secara nyata. Anda tentu pernah melihat bagaimana mendiang Bunda Theresa merawat dan menyentuh orang-orang yang sakit menular di Calcuta, India, meski setiap hari bersentuhan dengan kuman seperti itu Bunda Theresa tetap sehat dan memiliki umur yang panjang. Bukankah ini sangat liar biasa?
Sebaliknya, orang kikir cenderung mudah terserang penyakit. Mengapa demikian? Orang kikir adalah orang yang cinta uang. Ketika menghadapi masalah dan uangnya sedikit berkurang, maka orang ini akan stres. Ketika stres maka tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol yang akan mengurangu kekebalan tubuh. Kalau kekebalan tubuh berkurang, maka ia akan mudah terserang oleh sakit. Karena itu jika ingin sehat, banyak-banyaklah memberi. Makin banyak memberi, maka kita terhindar dari cinta akan uang. Tidak salah jika dikatakan. Memberi sama dengan menjaga kesehatan!
Dua, memberi itu memperpanjang umur.
Ingin panjang umur dan awet muda? Rahasianya sangat sederhana, banyak-banyaklah memberi! James House di risetnya menyimpulkan, "menolong orang lain secara sukarela meningkatkan kebugaran tubuh dan angka harapan hidup." Barangkali Anda pernah membaca kisah hidup John D. Rockefeller, seorang filantropi atau dermawan yang sangat terkenal. Sebelumnya, Rockefeller adalah seorang yang tidak bahagia, sering sulit tidur, dan dokter memvonis hidupnya tinggal setahun lagi. Rockefeller mencoba menemukan arti hidupnya, lalu dia memutuskan untuk memberikan sebagian besar uangnya untuk amal, kaum papa dan orang miskin. Luar biasa, justru hidupnya berbalik seratus delapan puluh derajat, kesehatannya membaik berlawanan dengan perkiraan dokter, ia bisa hidup sampai 98 tahun. Dengan memberi, Rockefeller mendapat "bonus" usia sampai 45 tahun. Tidak perlu heran karena ketika seseorang merasa hidupnya berarti dan merasa bahagia, maka secara otomatis itu akan berpengaruh pada kesehatan tubuhnya.
Tiga, memberi membuat kita berbahagia.
Elizabeth Dunn telah melakukan riset berkali-kali terhadap orang yang suka memberi. Dari hasil penelitian tersebut, Dunn menyimpulkan bahwa memberi sesuatu kepada orang ternyata mendatangkan kebahagiaan luar biasa. Bukankah kita sendiri mengalami hal tersebut di atas? Ketika kita mengulurkan tangan untuk menolong sesama dan berbagi hidup dengan mereka, maka kita merasakan kebahagiaan yang sangat mendalam. Kita merasakan bahwa hidup ini jauh lebih berarti ketika kita memberi dan menolong sesama.
Ketika kita menerima pemberian orang lain, pastilah kita merasa senang. Tapi jika ingin rasa senangnya dua kali lipat lebih banyak, kitalah yang harus memberi. Memberi itu ajaib. Sepertinya apa yang kita miliki berkurang, tapi sesungguhnya kebahagiaan kita akan bertambah. Dan tak lama setelah itu pasti ada pelipatgandaan dari apa yang telah kita tabur. Anda percaya?
Sumber: Spirit Motivator
Ukuran kekayaan bukanlah dari seberapa banyak yang kita kumpulkan, tapi seberapa banyak yang dapat kita berikan.
No comments:
Post a Comment